Halaman

Sabtu, 21 April 2012

David Archuleta - A Little Too Not Over You

-->

Ada lagu bagus, saya suka. Mengingatkan saya tentang seseorang. Enggak menggalau, enggak juga mantan pacar atau siapa lah. Hanya seseorang yang pernah menjadi spesial pada beberapa episode hidupku beberapa tahun yang lalu

Check it out


It never crossed my mind at all
That's what I tell myself
What we had has come and gone
You're better off with someone else

It's for the best I know it is but I see you 

Sometimes I try to hide what I feel inside 
And I turn around, you're with him now 
I just can't figure it out
 

Tell me why you're so hard to forget 
Don't remind me, I'm not over it 
Tell me why I can't seem to face the truth
I'm just a little too not over you, not over you
 

Aren't memories supposed to fade? 
What's wrong with my heart?
Shake it off, let it go
Didn't think it'd be this hard
 

Should be strong, movin' on but I see you
Sometimes I try to hide what I feel inside
And I turn around, you're with him now


I just can't figure it out
Tell me why you're so hard to forget 

Don't remind me, I'm not over it 
Tell me why I can't seem to face the truth
I'm just a little too not over you
 

Maybe I regret everything I said 
No way to take it all back, yeah
Now I'm on my own, how I let you go
I'll never understand
I'll never understand!
 

Tell me why you're so hard to forget
Don't remind me, I'm not over it 
Tell me why I can't seem to face the truth
I'm just a little too not over you
 

Tell me why you're so hard to forget 
Don't remind me, I'm not over it 
Tell me why I can't seem to face the truth
 And I really don't know what to do
I'm just a little too not over you, not over you

Terkadang emang sulit melupakan seseorang yang pernah ada dalam hidup kita, apalagi dia sempat mewarnai beberapa spasme kehidupan dan bertengger di selipan selipan menit yang luang.
yang jelas, lagu ini mengingatkan saya pada sebuah pepatah bijak ” Cintailah yang kamu cintai sewajarnya saja, boleh jadi suatu ketika dia menjadi sesuatu yang kamu benci. dan bencilah sesuatu yang kamu benci sewajarnya saja, boleh jadi suatu ketika dia menjadi suatu yang benar-benar kamu suka”.
Betul atau tidak?? batas cinta, suka, kagum, sayang, ama benci tu tipis. Dan saya rasa, sampai detik ini, rasa sayang yang paling abadi adalah rasa sayang dalam hubungan keluarga. Segimanapun hancurnya hubungan suatu keluarga, tetap saja rasa sayang yang paling tulus adalah rasa sayang keluarga :)

Pembentukan dan Karakteristik Urin


LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
PEMBENTUKAN DAN KARAKTERISTIK URIN

I.     TUJUAN
1.      Mempelajari proses pembentukan urin.
2.      Mengamati karakteristik urin berdasarkan volume, berat jenis, dan jumlah benda padat dalam urin.
II.       DASAR TEORI
Ekskresi merupakan eliminasi pengeluaran zat buangan hasil metabolisme dari tubuh makhluk hidup,jika zat ini dibiarkan terakumulasi dalam tubuh,maka akan mengacaukan homeostatis. Ekskresi mempunyai peranan penting dalam mengeluarkan dan membuang hasil sampingan dari metabolisme, mencegah terjadinya gangguan aktifitas metabolisme dalam tubuh dengan cara mengekskresikan zat buangan, mengendalikan kandungan ion dalam tubuh (Kartolo,S.1993:257).
Cairan ekstra sel menyusun lingkungan internal sel-sel tubuh. Dalam medium ini sel-sel melakukan aktivitas vitalnya. Karena perubahan pada cairan ekstrasel pasti mengakibatkan perubahan cairan dalam sel dan dengan demikian juga perubahan fungsi sel, maka penting untuk fungsi normal sel-sel bahwa susunan cairan ini relatif konstan.
Lingkungan internal terutama diatur oleh dua pasang organ: paru-paru, yang mengatur konsentrasi oksigen dan CO2; dan ginjal, yang mempertahankan susunan optimal kimia cairan tubuh. Ginjal adalah suatu organ yang tidak hanya membuang sampah metabolisme tetapi sebenarnya melakukan fungsi homeostatik yang sangat penting. Ginjal juga memiliki kapasitas metabolik yang besar.
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial.
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.
Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Komponen Urin diantaranya yaitu;
1.      Komponen Organik
Urea, disentesis dalam hati adalah bentuk ekskersi nitrogen yang berasal dari protein dan asam amino. Konsentrasinya mencerminkan metabolisme protein; 70 g protein menyebabkan kira-kira pembentukan 30 g urea. Setiap hari 20-35 urea dari protein dari asam amino.
Asam Urat, merupakan produk akhir dari metabolism purin. Setiap hari dikeluarkan 0,3-2,0 g asam urat hasil katabolisme protein.
Kreatinin, yang dibentuk dari keratin.setaip hari 1,0-1,5 g kreatinin dari keratin Keratin, melalui sirkulasi spontan dan ireversibel, berasal dari metabolism otot. Karena jumlah kreatinin yang dikeluarkan setiap hari dari suatu individu adalah konstan, jumlah ini berbanding langsung dengan masa otot, maka kreatinin dapat digunakan sebagai ukuran kuantitatif untuk ukuran komponen-komponen urin lainnya. Kreatin 0,05-0,10 g dari metabolism otot.
Asam amino, yang dikeluarkan secara bebas sangat tergantung dari makanan dan kemampuan kerja hati. Asam amino setiap hari 1-3 g- Derivat asam amino yang muncul dalam urin. Misalnya hipurat. Hipurat setiap hari 0,15g.
Glukosa setiap hari sampai 0,16 g g
Zat keton setiap hari sampai 3 g.
2.      Komponen anorganik
Didalam urin terdapat kation Na+, K+, Ca2+, Mg2+, dan NH42+, demikian juga anion Cl-, SO42- dan HPO42+ selain ion-ion lainnya dalam jumlah kecil (mmol).

III.    ALAT DAN BAHAN
1.      ALAT
-          Urinometer           1 buah
-          Gelas beker          3 buah
-          Gelas ukur            1 buah
-          pH meter              1 buah
-          Kertas pH meter   3 buah
-          Botol air               3 buah
2.      BAHAN
-          air putih              Secukupnya
-          air soda              Sucukupnya
-          air garam            Secukupnya
-          Urin                    Secukupnya
-          Probandus          3 orang
-          Tissue                 Secukupnya
IV.         CARA KERJA
1.      Probandus meminum air putih, air garam, dan air soda yang telah disiapkan sebelumnya.
2.      Setelah satu malam menampung urin yang dihasilkan ke dalam botol air mineral.
3.      Menampung urin ke dalam botol plastic.
4.      Mencatat waktu yang diperlukan probandus sejak minum air yang telah disiapkan sampai mengeluarkan urin.
5.      Mengukur volume urin yang dihasilkan dengan menggunakan gelas ukur.
6.      Menghitung BJ dengan menggunakan urinometer, kemudian menggunakan rumus: BJ = 1+ (jumlah garis terapung x 0,002 x 2 x 2)
7.      Menghitung pH dengan menggunakan pH meter.
8.      Menghitung BP dengan rumus: BP = 2 angka terakhir BJ x 2,65 gr/l
9.      Memasukkan hasil pengamatan ke dalam data pengamatan untuk selanjutnya dianalisis.

V.  HASIL PERCOBAAN
No.
Jenis minuman
Waktu (Jam)
Vawal (ml)
Vakhir (ml)
PH
BJ
SBP
1.
Air putih
7 jam
600 ml
340 ml
6
1,008
21,2 gr/L
2.
Air soda
7 jam
350 ml
360 ml
7
1,020
53 gr/L
3.
Air garam
8 jam
200 ml
-
6
-
-
4.
Air garam*
5 jam
200 ml
110 ml
6
1,016
42,2 gr/L
*)data dari kelompok 5
            Hitungan :
BJ = 1+ (jumlah garis terapung x 0,002 x 2 x 2)
BP = 2 angka terakhir BJ x 2,65 gr/l
* Menghitung BJ
-          Air putih                                       - Air garam
S garis yang terapung = 1              S garis yang terapung = 2
BJ = 1 + (1 x 0,002 x 2 x 2)           BJ = 1 + (2 x 0,002 x 2 x 2)
BJ = 1,008                                      BJ = 1,016
-          Air soda
S garis yang terapung = 2,5
BJ = 1 + (2,5 x 0,002 x 2 x 2)
BJ = 1,020
**Menghitung BP
-          Air putih                                       - Air garam
BP = 08 x 2,65 gr/l                         BP = 16 x 2,65 gr/l
BP = 21,2 gr/l                                 BP = 42,2 gr/l
-          Air soda
BP = 20 x 2,65 gr/l
BP = 53 gr/l         

VI.    PEMBAHASAN
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Proses pembentukan urin meliputi tiga tahap, yaitu:
 • Filtrasi glomerulus
 • Reabsorbsi tubular
 • Sekresi tubular
 Filtrasi Glomerulus, Pembentukan urin dimulai ketika air dan berbagai bahan terlarut lainnya disarng melalui kapiler glomerulus dan masuk ke kapsul glomerulus (kapsul Bowman. Penyaringan bahan-bahan ini melalui dinding kapiler kurang lebih sama seperti pada penyaringan yang terjadi pada ujung arteriol pada kapiler lain di seluruh tubuh. Hanya saja, kapiler glemerulus bersifat lebih permeabel karena adanya fenestrae pada dindingnya.
 Reabsorbsi tubular, Reabsorbsi tubular adalah proses dimana bahan-bahan diangkut keluar dari filtrat glomerulus, melalui epitelium tubulus ginjal ke dalam darh di kapiler peritubulus. Walaupun reabsorbsi tubulat terjadi di seluruh tubulus ginjal, peritiwa ini sebagian besar terjadi di tubulus proksimal. Adanya mikrovili di tubulus proksimal akan meningkatkan luas permukaan yang bersentuhan dengan filtart glomerulus sehingga meningkatkan proses reabsorbsi. Berbagai bagian dari tubulus ginjal berfungsi untuk mereabsorbsi zat yang spesifik. Sebagai contoh, reabsorbsi glukosa terjadi terutama melalui dinding tubulus proksimal dengan cara transpor aktif. Air juga direabsorbsi dengan cepat melalui epitelium tubulus proksimal dengan osmosis.
 Sekresi tubular, Sekresi tubular adalah proses dimana bahan-bahan (zat) diangkut dari plasma kapiler peritubulus menuju ke cairan tubulus ginjal. Sebagai hasilnya, jumlah zat tertentu diekskresikan melalui urin dapat lebih banyak daripada jumlah zat yang diperoleh melalui filtrasi plasma di glomerulus.
Pada urin normal atau urin pada umumnya mengandung sekitar 95% air dan benda padat lainnya yang terlarut dalam air tersebut. Benda-benda tersebut dapat dibedakan beradasarkan ukuran ataupun kelektrolitanya.
Urin normal umumnya berwarna kekuning-kuningan, terang dan transparan, memiliki berat jenis sebesar 1,010 – 1,025 ( Anonim, 2008 ). pH urin normal sedikit asam (4,5 – 7,5).
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mempelajari proses pembentukan urin dan mengamati karakteristik urin berdasarkan volume, berat jenis, dan jumlah benda padat dalam urin.
Pada praktikum kali ini menggunakan sample urin dengan perlakuan yang berbeda-beda. Yaitu urin normal, urin berkabonasi berlebihan dan urin dengan kadar garam berlebihan. Untuk mendapatkan sampel urin yang diinginkan, satu malam sebelumnya probandus meminum air sesuai dengan urin yang diinginkan. Untuk mendapatkan sampel urin normal maka cukup dengan meminum air putih, sedangkan untuk sampel lainnya yaitu dengan meminum air garam untuk mendapatkan sampel urin dengan kandungan garam yang berlebihan dan air soda untuk mendapatkan sampel urin berkarbonasi. Kemudian setelah lewat satu malam urin yang dihasilkan ditampung untuk selanjutnya diuji volume, pH, BJ dan BP nya.
Pada pengamatan, urin normal yang berlaku sebagai kontrol merupakan urin hasil dari air putih biasa. Sementara urin dengan kandungan garam berlebihan dan urin berkabonasi merupakan urin yang diberikan perlakuan sebagai pembandingnya.
Dalam praktikum diambil data sebagai berikut ini :
1.      Volume urin
Volume urin diukur dengan menggunakan gelas ukur. Volume urin normal adalah lebih sedikit daripada banyaknya air yang diminum.
2.      Berat Jenis (BJ) urin
Berat jenis adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standar. BJ dihitung dengan menggunakan urinometer. Urinometer dimasukkan ke dalam gelas akur yang kosong kemudian ke dalam gelas ukur tersebut dimasukkan urin hingga urinometer melayang. Lalu pada urinometer akan tampak strip garis yang terapung. Banyaknya strip garis yang terapung dihitung dan dimasukkan ke dalam rumus:
BJ = 1+ (banyaknya garis yang terapung x 0,002 x 2)
Namun, karena urinometer yang digunakan kelompok kami adalah urinometer yang kecil maka pada rumus tersebut masih dikalikan 2 lagi. Sehingga rumusnya menjadi:
BJ = 1+ (banyaknya garis yang terapung x 0,002 x 2 x 2)
3.      Banyakya benda padat (BP)
Banyaknya benda padat pada urin diperoleh dengan rumus:
BP = dua angka terakhir BJ x 2,65 gram / liter
Berdasarkan percobaan, ternyata diperoleh data seperti disajikan dalam tabel berikut ini:
No.
Jenis minuman
Waktu (Jam)
Vawal (ml)
Vakhir (ml)
PH
BJ
SBP
1.
Air putih
7 jam
600 ml
340 ml
6
1,008
21,2 gr/L
2.
Air soda
7 jam
350 ml
360 ml
7
1,020
53 gr/L
3.
Air garam
8 jam
200 ml
-
6
-
-
4.
Air garam*
5 jam
200 ml
110 ml
6
1,016
42,2 gr/L

Analisis data :
1.      Probandus I yang meminum air putih
Data yang diambil dari urin ini dijadikan sebagai kontrol untuk urin dengan perlakuan yang berbeda-beda. Artinya, dianggap sebagai urin normal pada umumnya. Sehingga jika dilakukan pengukuran akan didapat karakteristik urin normal. Yaitu; volume urin yang lebih sedikit daripada air yang diminum, pH yang keasaman (4,5 – 7,5), BJ berkisar antara 1,010 – 1,025. Ternyata, diperoleh data bahwa volume urin yang berasal dari air putih adalah 340 ml (diketahui sebelumnya volume air yang diminum adalah 600 ml). Hal ini menunjukkan bahwa urin yang diperoleh lebih sedikit daripada air yang dikonsumsi karena terjadi mekanisme penyerapan kembali dalam ginjal untuk mengambil zat-zat yang masih dimanfaatkan oleh tubuh. pH = 6, BJ = 1,008, dan BP = 21,2 gr / l. Hal tersebut tidak sesuai standar urin normal karena BJ = 1,008. Sedangkan BJ urin normal adalah 1,010.
2.      Probandus II yang meminum air soda
Pada urin yang ini, probandus malamnya meminum air soda. Hasilnya adalah; volume urin 360 ml (diketahui sebelumnya volume air yang diminum adalah 350 ml). Probandus yang minum air soda akan menghasilkan urin yang sedikit karena banyak air yang diserap oleh ginjal (mekanisme yang menghasilkan urin pekat). Namun kenyataannya volume urin yang dihasilkan lebih besar. pH = 7, BJ = 1,020, dan BP = 53 gr / l. pH urin meningkat ke arah basa karena air soda sendiri bersifat basa.
Air soda yang diminum banyak mengandung ion yang diserap kembali oleh tubuh, berdasarkan reaksi berikut:
NaHCO3 + H2O NaOH + H2CO3
3.      Probandus III yang meminum air garam
Pada urin ini , probandus malamnya meminum air garam. Hasilnya adalah; volume urin 110 ml (diketahui sebelumnya volume air yang diminum adalah 200 ml), pH = 6, BJ = 1,016, dan BP = 42,4 gr / l. pH  urin yang dihasilkan sama dengan pH urin yang berasal dari air putih karena garam (NaCl) memiliki pH netral. Air garam dala tubuh akan terjadi reaksi :
NaCl + H2O NaOH + HCl
Air yang masuk ke dalam tubuh tidak langsung dibuang begitu saja oleh ginjal dan di dalam ginjal pun terjadi mekanisme reabsorpsi air yang termasuk ke dalam urin. Sehingga hanya sebagian kecil air yang dikeluarkan sebagai urin melalui ginjal. Urin yang diekskreasi lebih sedikit daripada air yang dikonsumsi.
Berdasarkan data pengamatan di atas, sudah sesuai dengan teori di atas, namun tidak untuk urin yang berasal dari air garam. Jika urin yang dihasilkan lebih banyak daripada air yang dikonsumsi menunjukkan fungsi ginjal yang sudah tidak baik urin sebagai cairan sisa metabolisme tidak serta merta dikeluarkan begitu saja oleh ginjal.Namun melalui beberapa tahap yang dikenal dengan istilah pembentukan urin yang dijelaskan diawal penjelasan.
Tekanan osmotik darah diatur oleh ginjal. Jika pemasukan air dalam tubuh banyak, maka ginjal akan mensekresikan air dan menahan garam-garam yang terlarut di dalamnya sehingga akan mengakibatkan diproduksinya urin encer. Hal ini seperti pada keadaan urin yang berasal dari probandus yang meminum air putih. Urin yang dihasilkan lebih encer dibandingkan dengan urin yang berasal dari probandus yang meminum air garam maupun air soda.
Sebaliknya jika dalam keadan kehausan/ pemasokan air ke dalam tubuh sedikit, maka ginjal akan menahan air dengan membentuk urin yang pekat. Dalam keadaan seperti ini manusia dapat  memperpekat urinnya sampai kira-kira 4x konsentrasi osmotik darah. Hal ini seperti pada keadaan urin yang berasal dari probandus yang meminum air garam dan air soda. Urin yang dihasilkan lebih pekat dibandingkan dengan urin yang berasal dari probandus yang meminum air putih.
Air garam memiliki kandungan NaCl dalam komposisi yang besar. Aartinya kandungan NaCl dalam urin adalah besar. Lengkung henle ascendens lebih permeable terhadap NaCl dan air, sebaliknya lengkung henle descendens relative tidak permeable terhadap air dan garam. Bagian saluran henle descendens mentransport-aktif NaCl keluar menuju cairan jaringna di sekitarnya; karena bagian pipa henle ascendens lebih permeable terhadap garam dan air, maka NaCl yang dikeluarkan oleh henle denscendens , secara pasif masuk lagi ke dalam henle ascendens. Dengan gerakan natrium di antara kedua bagian pipa henle seperti itu, konsentrasi urin pada dasar saluran henle maupun konsentrasi cairan jaringan di sekitarnya dapat berlipat ganda (NaCl yang keluar dari henle descendens lebih sedikit daripada yang masuk ke  henle ascendens). Sehingga dihasilkan urin pekat. Demikian juga halnya untuk urin berkarbonasi yang kandungan airnya lebih sedikit sehingga nantinya juga akan dihasilkan urin yang pekat sebagai mekanisme ginjal mengatur air dan elektrolit dalam tubuh.
Dalam keadaan kehausan, yang berarti tekanan osmotic darah naik sekresi ADH akan meningkat. ADH akan meningkatkan permeabilitas tubulus kolektifus, mungkin dengan memperbesar pori pada membrannya. Sehingga, air akan berdifusi keluar dari tubulus kolektifus dan masuk ke dalam cairan intersisial di sekitranya. Akibatnya urin kehilangan air sehingga dihasilkan urin pekat. Hal ini nampak terjadi pada probandus yang meminum air garam dan air soda. Dengan minum kedua macam air tersebut maka akan membuat kondisi kehausan yang berarti tekanan osmotik darah naik. Sehingga neurohipofisis mensekresi ADH dalam jumlah yang banyak dan dihasilkan urin pekat.
Sebaliknya, apabila dalam tubuh terlalu banyak air, sekresi ADH berkurang, tubulus kolektifus relatif impermeable, air banyak yang tertahan dalam urin, sehingga dihasilkan urin encer.  Hal ini nampak terjadi pada probandus yang meminum air putih. Dengan minum air tersebut maka akan membuat kondisi tubuh kelebihan air yang berarti tekanan osmotik darah turun. Sehingga neurohipofisis mensekresi ADH dalam jumlah yang sedikit dan dihasilkan urin encer.
Secara skematis, berdasarkan percobaan, perbandingan volume, BJ, dan BP masing-masing urin yang diuji adalah sebagai berikut:
Volume    : air soda >> air putih >> air garam
BJ             : air soda >> air garam >> air putih
BP                        : air soda >> air garam >> air putih
Sedangkan menurut teori perbandingan volume, BJ, dan BP masing-masing urin yang diuji adalah sebagai berikut:
Volume    : air putih >> air garam >>air soda
BJ             : air soda >> air garam >> air putih
BP                        : air soda >> air garam >> air putih
Jadi, menurut skema di atas terdapat sedikit ke-tidaksesuai-an yaitu volume urin. Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan karena faktor seperti; (1) kerusakan ginjal dalam menjalankan fungsinya, (2) volume air yang dikonsumsi saat itu bukan hanya berasal dari air yang ditentukan saja namun tidak diikutkan dalam perhitungan volume awal.


VII. KESIMPULAN
1.      Urin merupakan cairan sisa metabolisme yang dikeluarkan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
2.      Karakteristik urin:
-          Urin mengandung sekitar 95% air
-          Urin mengandung molekul organik dan ion-ion
-          Urin memiliki warna kekuning-kuningan, terang dan transparan
-          Urin berbau aromatik yang memusingkan
-          Urin memiliki Berat jenis 1,010 – 1,025
-          Urin memiliki pH sedikit asam (4,5 – 7,5).
3.      Data hasil perngamatan:
No.
Jenis minuman
Waktu (Jam)
Vawal (ml)
Vakhir (ml)
PH
BJ
SBP
1.
Air putih
7 jam
600 ml
340 ml
6
1,008
21,2 gr/L
2.
Air soda
7 jam
350 ml
360 ml
7
1,020
53 gr/L
3.
Air garam
8 jam
200 ml
-
6
-
-
4.
Air garam*
5 jam
200 ml
110 ml
6
1,016
42,2 gr/L